KALTARABISNIS.CO – Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), diperkirakan akan segera mengumumkan penghentian kebijakan pengetatan neraca atau quantitative tightening (QT). Pengumuman ini diprediksi akan dilakukan pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pekan ini.
Dilansir dari Reuters.com (28/10), ekspektasi ini menguat tajam di kalangan analis akibat meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi likuiditas di pasar uang yang semakin kering. Sejumlah ekonom bahkan memproyeksikan The Fed tidak hanya menghentikan QT, tetapi juga akan beralih kembali ke ekspansi neraca (quantitative easing/QE) dalam waktu dekat.
Sinyal Tekanan di Pasar Uang
Pemicu utama perubahan pandangan pasar ini adalah kenaikan tak terduga pada suku bunga pasar uang. Data Federal Reserve Bank of New York menunjukkan rata-rata suku bunga antarbank semalam (SOFR) telah menembus 5,34% pada akhir Oktober.
Angka tersebut telah melampaui kisaran target fed funds rate The Fed saat ini, yaitu 5,25%-5,50%. Kenaikan ini dinilai sebagai sinyal klasik bahwa likuiditas sistemik mulai mengering, yang ditandai dengan bank-bank mulai saling menahan cadangan mereka.
Banyak ekonom menilai The Fed harus segera bertindak jika ingin tetap menjaga kendali atas suku bunga dana federal.
“Kami kini memperkirakan FOMC akan mengumumkan akhir QT minggu depan,” kata analis Deutsche Bank dalam laporannya, menilai perkembangan pasar uang dan keinginan The Fed menjaga transisi kebijakan tetap mulus.
Cadangan Bank Menipis
Tekanan likuiditas ini diperparah oleh data cadangan perbankan di The Fed yang terus menurun. Dilaporkan cadangan telah turun mendekati US$3 triliun per 24 September, yang merupakan level terendah sejak 2019.
Penurunan ini terjadi seiring langkah The Fed memangkas neracanya. Sejak 2022, The Fed telah mengurangi neracanya dari level puncak pandemi sekitar US$9 triliun, menjadi US$6,6 triliun saat ini melalui pembiaran jatuh tempo obligasi. Kini, analis menilai ruang untuk melanjutkan QT sudah tertutup.






