Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) meroket 7,62 persen pada penutupan perdagangan Selasa (21/10/2025). Saham BBCA ditutup di level harga Rp 8.475 per lembar, didorong oleh antusiasme investor terhadap kinerja solid perseroan dan pengumuman rencana pembelian kembali saham (buyback).
Lonjakan harga ini diiringi dengan nilai transaksi yang sangat besar, mencapai Rp 4,40 triliun dari 529,8 juta saham yang diperdagangkan sepanjang hari. Hal ini menunjukkan aksi beli masif setelah perseroan merilis dua kabar positif secara bersamaan.
Katalis Utama Penguatan
Sentimen positif utama datang dari kinerja kumulatif sembilan bulan pertama 2025. BBCA berhasil membukukan laba bersih Rp 43,4 triliun, atau tumbuh 6% secara tahunan (YoY). Capaian ini dinilai sejalan dengan ekspektasi analis.
Selain itu, katalis terkuat datang dari rencana buyback saham senilai maksimal Rp 5 triliun. Aksi korporasi ini akan berlangsung mulai 22 Oktober 2025 hingga 19 Januari 2026 dengan harga pembelian tertinggi Rp 9.200 per saham. Langkah ini diinterpretasikan pasar sebagai sinyal kepercayaan tinggi manajemen terhadap fundamental perusahaan.
Prospek Saham BBCA Kedepannya, Masih Sangat Bagus?
Riset terbaru Stockbit menyebutkan bahwa kinerja kuartal III kemungkinan menjadi titik terendah sebelum terjadi akselerasi kinerja pada kuartal IV 2025 dan tahun 2026.
“Kinerja kuartal III kemungkinan menjadi titik terendah sebelum akselerasi di kuartal IV, dengan potensi pertumbuhan kredit dan perbaikan kualitas aset yang berlanjut pada 2026,” tulis analis Stockbit.
Analis juga menyoroti valuasi BBCA yang masih relatif murah meskipun telah menguat dalam dua hari terakhir. Ditambah dengan sinyal potensi kenaikan rasio pembagian dividen (DPR) berkat modal (CAR) yang kuat, prospek saham BBCA dinilai tetap positif.