Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ditutup melonjak 7,14 persen ke level Rp60 per saham pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30/10/2025). Penguatan signifikan emiten teknologi ini terjadi setelah perseroan merilis kinerja keuangan Kuartal III dan periode sembilan bulan 2025, yang untuk pertama kalinya mencatatkan laba sebelum pajak yang disesuaikan.
Kinerja Keuangan Cemerlang
Dalam laporan kinerja terbarunya, GOTO melaporkan pencapaian bersejarah dengan membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan sebesar Rp62 miliar pada Kuartal III/2025. Ini menandai pertama kalinya perusahaan mencatatkan laba sejak didirikan.
Kinerja positif ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 21 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp4,74 triliun. Selain itu, EBITDA yang disesuaikan juga meroket 239 persen menjadi Rp516 miliar. Secara kumulatif, EBITDA yang disesuaikan untuk periode sembilan bulan 2025 tercatat positif Rp1,34 triliun.
Rapor positif ini langsung direspons oleh pelaku pasar. Data BEI menunjukkan investor asing melakukan pembelian bersih (net buy) secara masif sebanyak 98,48 juta unit saham, dengan total nilai transaksi mencapai Rp359 miliar.
Respons Positif Pasar
Senior Equity Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Farras Farhan, menilai penguatan harga saham GOTO secara jelas mencerminkan kepercayaan investor terhadap hasil kinerja terbaru tersebut. Menurutnya, respons pasar sangat positif terhadap fundamental operasional dan keuangan perusahaan.
“Indeks teknologi memang unik karena harus dianalisis secara bottom-up. Investor melihat langsung fundamental operasional dan keuangan perusahaan. Hari ini (Kamis) GOTO naik 7 persen hingga ke Rp60, dan itu menunjukkan pasar merespons positif hasil kinerja kuartal ketiga,” ujar Farras kepada redaksi pada Jumat, (31/10/2025).
Sinyal Pergeseran Menuju Profitabilitas
Farras memandang capaian laba sebelum pajak yang disesuaikan ini sebagai momentum krusial bagi GOTO. Ia menjelaskan adanya pergeseran fokus valuasi perusahaan, dari yang sebelumnya berbasis pertumbuhan kini beralih ke profitabilitas.
“Dulu valuasi GOTO masih berbasis EV per revenue (enterprise value-to-revenue, EV/R) karena fokus pada pertumbuhan. Sekarang mereka sudah mencatatkan pretax profit positif, artinya perusahaan mulai bergerak menuju profitabilitas,” katanya.
Perkembangan ini, lanjutnya, menjadi sinyal positif bagi sektor teknologi Indonesia di tengah kondisi ekonomi yang masih menantang. Capaian GOTO dinilai memperkuat optimisme pasar terhadap efisiensi dan orientasi profit perusahaan teknologi domestik.
Kinerja Dianggap On-Track
Senada dengan Farras, Analis Panin Sekuritas Sarkia Adelia dalam laporan risetnya menyebut GOTO mencatatkan kinerja kuartalan terbaik sepanjang sejarah perseroan.
“Kami menilai kinerja GOTO hingga 9 bulan tahun 2025 masih on-track, ditengah tekanan makro dan faktor yang masih ada, mencerminkan strategi yang kuat dari perseroan dan berlanjut di 2026,” tutur Sarkia.






