Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan lonjakan signifikan pada perdagangan Rabu (19/11/2025). Kenaikan harga saham emiten yang bernaung di bawah Grup Bakrie dan Grup Salim ini terjadi seiring tingginya antisipasi pasar menjelang Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) serta rencana strategis perseroan menerbitkan obligasi untuk ekspansi tambang.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 11.06 WIB, saham BUMI melesat 10,28 persen ke level Rp236 per unit dengan nilai transaksi jumbo mencapai Rp1,80 triliun. Tren positif ini mengakumulasi kenaikan saham sebesar 82,81 persen dalam satu bulan terakhir.
Sentimen pasar ini menguat menjelang RUPSLB yang digelar pukul 14.00 WIB hari ini dengan agenda perubahan susunan direksi dan dewan komisaris.
Ekspansi Lewat Obligasi
Di tengah tren kenaikan harga saham, BUMI juga mengumumkan rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan Tahap III senilai Rp780 miliar. Langkah korporasi ini merupakan kelanjutan dari target penghimpunan dana total Rp5 triliun, di mana sebelumnya perseroan telah merilis obligasi senilai total Rp1,74 triliun.
Dalam prospektus yang dirilis Sabtu (15/11/2025), dijelaskan bahwa dana hasil obligasi akan dialokasikan untuk ekspansi bisnis yang agresif. Sebesar Rp340,9 miliar disiapkan untuk pembayaran akuisisi Jubilee Metals Ltd yang bergerak di sektor emas Australia Barat.
Sementara itu, Rp333,6 miliar dialokasikan sebagai uang muka akuisisi tambang bauksit PT Laman Mining di Kalimantan Barat, dan Rp97,5 miliar sisanya untuk modal kerja Wolfram Ltd.
Jadwal dan Bunga
Surat utang ini menawarkan bunga tetap sebesar 9 persen per tahun dengan tenor lima tahun. Pembayaran bunga akan dilakukan setiap kuartal dengan jadwal pembayaran pertama pada 10 Maret 2026. Masa penawaran umum dijadwalkan berlangsung pada 2-5 Desember 2025, dengan pencatatan resmi di BEI pada 11 Desember 2025.





