Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mempertahankan posisinya di zona hijau pada akhir perdagangan sesi pertama, Kamis (6/11/2025). IHSG ditutup menguat tipis 0,13% atau 10,87 poin, berada di level 8.329,40.
Pergerakan indeks hari ini dipengaruhi oleh respons pelaku pasar yang tengah mencerna hasil rebalancing (peninjauan kembali) indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) yang baru saja diumumkan.
Berdasarkan data perdagangan sesi pertama hari ini, sebanyak 363 saham tercatat menguat, 263 saham melemah, dan 182 saham lainnya tidak bergerak. Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp 11,34 triliun dengan volume perdagangan 15,50 miliar saham dalam 1,51 juta kali transaksi.
Saham Energi dan Big Caps Jadi Penopang
Kenaikan IHSG hari ini ditopang oleh saham-saham berkapitalisasi besar. Penguatan sektoral dipimpin oleh sektor energi, industri, dan konsumer non-primer. Sementara sektor yang melemah paling dalam adalah utilitas dan konsumer primer.
Saham DSSA menjadi penopang utama indeks setelah melesat 7,28% ke level Rp 94.625 per saham, yang berkontribusi sebesar 24,77 indeks poin.
Selain itu, saham milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Petrosea (PTRO) dan PT Barito Pacific (BRPT), juga turut menguat dan menyumbang kenaikan masing-masing 2,01 dan 1,07 indeks poin.
Investor Cermati Hasil MSCI
Sentimen utama yang memengaruhi pasar hari ini adalah pengumuman review terbaru MSCI. Indeks ini merupakan barometer penting arus modal asing, karena setiap perubahan komposisinya dapat memicu aksi jual-beli besar oleh manajer investasi global.
Dalam review kali ini, MSCI mengumumkan dua emiten yang masuk (inclusion) ke MSCI Global Standard Index, yakni:
- PT Barito Renewables Energy (BREN)
- PT Bumi Resources Minerals (BRMS)
Sementara itu, dua emiten yang keluar (exclusion) dari indeks tersebut adalah:
- PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP)
- PT Kalbe Farma (KLBF)
Perubahan komposisi ini akan efektif berlaku setelah penutupan perdagangan pada 24 November 2025.
Aliran Dana Asing dan Sentimen Lainnya
Penguatan IHSG juga didukung oleh aliran dana asing. Pada perdagangan kemarin (5/11), investor asing mencatat pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 1,31 triliun.
Selain hasil MSCI, pelaku pasar domestik masih merespons data rilis pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025. Dari eksternal, sentimen dipengaruhi oleh perkembangan pasar tenaga kerja Amerika Serikat dan ketidakpastian akibat berlanjutnya penutupan pemerintahan AS.






